Sabtu, 12 November 2011

Psikologi Behavior


TEORI BEHAVIOR

Apa itu Behaviorisme?

    Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan linngkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan mental.

Ada dua tipe pengkondisian dalam behavior:
1. Classical conditioning adalah cara yg digunakan dalam percobaan behavior yang stimulusnya terjadi secara natural yang dihubungkan dengan respons yakni dengan stimulus netral. Respon akan hadir dengan sendirinya tanpa respon yang disengaja.
2. Operant conditioning adalah cara yang digunakan dalam behavior dengan diakhiri dengan hadiah dan hukuman.

5 pemikir besar dalam behavior adalah :
1. Ivan Pavlov
2. B. F. Skinner
3. Edward Thorndike
4. John B. Watson
5. Clark Hull

Kritik terhadap teori behavior:
    Teori ini hanya menggunakan pendekatan satu dimensi saja dalam memandang perilaku. Proses belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman, Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan tingkah lakunya ketika informasi baru itu dikenalkan, walapupun pola tingkah laku sebelumnya telah diketahui melalui penguatan.

Kelebihan teori behavior:
    Teori behavior adalah didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah pengukuran dan pengumpulan data dan informasi ketika penelitian.
      Teknik terapi yang didasarkan pada behaviorisme
antara lain intervensi tingkah laku secara intensif, lebih ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri. Pendekatan ini sangat berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif baik pada anak dan dewasa.

Pendahuluan clasical conditioning
3 asumsi dasar dalam Behaviorism :
1. pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan lingkungan
2. lingkungan membentuk perilaku
3. proses mental tidak digunakan sebagai pertimbangan dalam menjelaskan perilaku

Satu aspek teori behavioral yang paling terkenal adalah classical conditioning yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov yang mempelajari proses pembelajaran melalui asosiasi antara rangsangan lingkungan dan rangsangan yang terjadi secara natural.
Prinsip dasar proses behavioral:
1. Rangsangan yang tidak terkondisikan, yaitu pemicu terjadinya respon yang tidak terkondisikan, terjadi secara natural, dan otomatis.
2. Respon yang tidak terkondisikan, yaitu respon yang tidak dipelajari yang terjadi secara natural dalam merespon rangsangan yang tidak terskondisikan.
3. Rangsangan yang terkondisikan, yaitu pada awalnya merupakan stimulus netral, setelah diasosiasikan dengan rangsangan yang tidak terkondisikan, kemudian memicu munculnya respon yang terkondisikan.
4. Respon yang terkondisikan, yaitu respon yang dipelajari dari rangsangan netral sebelumnya.
Classical conditioning di dunia nyata
Pada kenyataannya, manusia tidak merespon sama persis dengan anjing Pavlov. Teknik classical conditioning ini banyak di aplikasikan di dunia nyata. Misalnya digunakan pada treatment masalah phobia atau kecemasan. Para guru juga dapat menerapkan teknik ini untuk menciptakan lingkungan kelas yang positif untuk membantu murid-murid mengatasi kecemasan atau ketakutan.
Tambahan tentang classical conditioning yaitu dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah perilaku, tetapi dapat juga digunakan untuk mengurangi perilaku

Prinsip-prinsip classical conditioning
   Behavioris telah menjelaskan sejumlah fenomena yang berbeda terkait dengan classical conditioning.Beberapa unsur ini melibatkan pembentukan awal respon, sementara yang lain menggambarkan hilangnya respon.Unsur-unsur penting dalam classical conditioning
#  Akuisisi adalah tahap awal pembelajaran ketika respon pertama kali dibentuk dan diperkuat secara bertahap. Kepunahan terjadi ketika kejadian penurunan respon yang dikondisikan atau menghilang. Classical conditioning, ini terjadi ketika sebuah stimulus dikondisikan tidak lagi dipasangkan dengan stimulus tanpa syarat.
#  Pemulihan spontan adalah kemunculan kembali respon yang terkondisi setelah waktu istirahat atau periode respon berkurang. Jika stimulus yang terkondisi dan yang tidak terkondisi
#  Generalisasi
stimulus adalah kecenderungan untuk stimulus yang dikondisikanuntuk membangkitkan respon serupa setelah mendapat respon yang dikondisikan.
#   Diskriminasi adalah kemampuan untuk membedakan antara stimulus yang dikondisikan dan stimulus lain yang belum dipasangkan dengan stimulus yang tidak dikondisikan.

Konsep Anjing Pavlov

     Konsep dari classical conditioning dipelajari dari setiap level-catatan murid psikologi, maka ini mungkin saja akan mengejutkan dalam mempelajari bahwa pria yang pertama kali menyadari fenomena ini adalah bukan dari bagian psikologi. Ivan Pavlov tercatat sebagai ahli fisiologis Rusia yang mendapatkan penghargaan Nobel atas hasil kerjanya dalam mempelajari proses pencernaan.

    Air liur, menurutnya, adalah sebuah proses reflektif. Air liur dapat secara otomatis merespon stimulus spesifik dan tidak berada di dalam alam sadar. Bagaimanapun, Pavlov e/mencatat bahwa anjing akan sering mengeluarkan air liur ketika kedatangan bau makanan. Ia dengan cepat menyadari bahwa respon air liur ini tidak terjadi secara otomatis, akan tetapi merupakan proses fisiologis.

Perkembangan Teori Classical Conditioning
    Berdasarkan hasil pengamatannya, Pavlov berpendapat bahwa air liur adalah sebuah respon yang dipelajari. Anjing merespon ketika melihat jas putih lab asisten peneliti, dimana binatang tersebut akan berasosisasi dengan kedatangan makanan. Tidak seperti respon air liur pada saat kedatangan makanan, dimana hal itu merupakan sebuah refleks yang tidak dikondisikan, air liur pada harapan akan datangnya makanan adalah refleks yang terkondisikan.

        Pavlov lalu fokus pada penyelidikan yang lebih tepat bagaimana respon yang terkondisikan dipelajari atau diperoleh. Dalam percobaannya, Pavlov mebentuk suatu keadaan untuk mewujudkan respon yang dikondisikan menjadi stimulus netral sebelumnya. Ia kerap kali menggunakan makanan sebagai stimulus yang tidak dikondisikan, atau stimulus yang membangun sebuah respon natural dan otomatis. Suara dari metronome dipilih sebagai stimulus netral. Anjing pertama-tama akan di berikan suara dari metronome yang dibunyikan, dan kemudian makanan akan datang tak lama kemudian.

        Setelah beberapa percobaan pengkondisian, Pavlov menemukan bahwa anjing mulai mengeluarkan air liur setelah mendengar suara metronome. Pavlov menulis pada hasilnya, “Kami telah mengobservasi itu, setelah beberapa pengulangan pada stimulasi yang berkombinasi, suara dari metronome mendapat bagian dalam menstimulus pengeluaran air liur”. Dengan kata lain, stimulus netral sebelumnya (metronome) telah menjadi sesuatu yang diketahui sebagai stimulus yang terkondisikan yang kemudian mendorong respon yang terkondisikan (air liur).

        Penemuan Pavlov tentang classical conditioning mengingatkan pada sesuatu yang penting dalam sejarah psikologi. Dalam hal memberikan dasar pada apa yang akan menjadi psikologi behavioral, proses pengkondisian mengingatkan pada berbagai macam terapan-terapan termasuk modifikasi perilaku dan pengobatan kesehatan mental. Classical conditioning sering digunakan sebagai pengobatan fobia, kecemasan dan gangguan panik.

     Pengkondisian untuk merasakan keengganan terjadi ketika stimulus netral (memakan suatu jenis makanan) dipasangkan dengan respon yang tidak terkondisikan (menjadi sakit setelah memakan makanan). Tidak seperti bentuk lain dari classical conditioning, tipe pengkondisian ini tidak membutuhkan banyak pasangan dalam hal sebuah asosiasi menjadi terbentuk. Pada kenyataannya, merasakan keengganan umumnya terjadi setelah berpisah. Pengusaha peternakan telah menemukan cara yang berguna yang diambil dari pengkondisian klasik yang digunakan dengan baik dalam melindungi ternak mereka. Dalam sebuah contoh, daging domba telah disuntik dengan obat yang membuat mual. Setelah memakan daging beracun tersebut, serigala akan menghindari ternak domba dibanding menyerang mereka.

      Teori pengkondisian klasik Pavlov dijadikan bagian penting dalam sejarah psikologi, hasil kerjanya ini menginspirasi berbagai penelitian saat ini. Dalam rentang 1997-2000, lebih dari 220 artikel yang didasarkan pada penelitian awal Pavlov mengenai pengkondisian klasik muncul dalam jurnal ilmiah. Pavlov bukan seorang psikolog tetapi kontribusinya membantu disiplin ilmu psikologi hingga menjadi seperti saat ini dan mungkin akan berlanjut untuk membentuk pemahaman kita mengenai perilaku manusia di tahun-tahun mendatang.

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

 1. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Bagian Pembuka :

    -         Halaman judul.

    -         Lembar pengesahan.

    -         Kata pengantar.

    -         Daftar isi.

    -         Daftar Lampiran.

B. Bagian Isi :

Bab    I    Pendahuluan

    -         Latar belakang masalah.

    -         Identifikasi masalah.

    -         Pembatasan dan rumusan masalah.

    -         Tujuan penelitian.

    -         Manfaat hasil penelitian.

Bab  II    Kajian pustaka

    -         Kajian teori.

    -         Kajian hasil penelitian.

Bab III    Metodologi / Metode penelitian

   -         Objek tindakan.

   -         Setting/Lokasi/Subjek penelitia.

   -         Metode pengumpulan data.

   -         Metode analisis data.

   -         Cara pengambilan kesimpulan.

Bab  IV    Hasil Penelitian

   -         Gambaran selintas tentang setting.

   -         Uraian penelitian secara umum – keseluruhan.

   -         Penjelasan per siklus.

   -         Proses menganalisa data.

   -         Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.

Bab   V    Kesimpulan dan saran

   -         Kesimpulan.

   -         Saran untuk tindakan lebih lanjut.

C. Bagian penunjang/penutup

   -         Daftar pustaka.

   -         Lampiran- lampiran.




 2. PENELITIAN KUANTITATIF

1. PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Identifikasi Masalah
  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Hasil Penelitian


2. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

  • Deskripsi Teori
  • Kerangka Berfikir
  • Hipotesis


3. PROSEDUR PENELITIAN

  • Metode Penelitian
  • Populasi Penelitian
  • Intrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Tenik Analisis Data



 3.  PENELITIAN KUALITATIF

1. PENDAHULUAN

  • Latak Belakang Masalah
  • Fokus Penelitian
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian


2. STUDI PERPUSTAKAAN

  • …………………………………………
  • …………………………………………
  • …………………………………………


3. PROSEDUR PENELITIAN

  • Pendekatan dan Metode Penelitian
  • Tempat Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Sampel Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisi Data
  • Rencana Pengujian Keabsahan Data