Jumat, 10 Juni 2011

Komparasi Manajemen Pendidikan Mesir Dengan Indonesia


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dimana pendidikan harus bertumpuh pada pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran sertanya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang dirumuskan secara jelas dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan data tingkat melek huruf negara- negara di dunia yang diperoleh berdasarkan survey dunia, Indonesia berada pada peringkat 95 sedangkan negara mesir berada pada peringkat 151.
Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan negara- negara dunia yang diperoleh dari survey oleh Badan Pendidikan Internasional, Indonesia berada 102 ▲ 0.834 ▲ 0,834 dan mesir di 127▼ 0.731 ▼ 0,731
Berdasarkan kedua data tersebut dapat diketahui bahwa secara umum di tingkat buta aksara dan index perkembangan pendidikan, Indonesia cukup baik di bandingkan negara Mesir. namun kenyataannya dilapangan sistem pendidikan yang ada di mesir cukup baik apalagi untuk jenjang pendidikan dasar ada beberapa hal yang cukup menarik untuk ditiru dan diterapkan di Indonesia dan walaupun berdasarkan data di atas perkembangan pendidikan yang ada di Mesir berada di bawah Indonesia banyak juga pelajar Indonesia yang bersaing mendapatkan beasiswa untuk kuliah disana.
Dalam makalah ini penulis akan membahas perbandingan manajemen pendidikan pada yang ada di indonesia dan Mesir.

1.2    Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di tas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagaimana manajemen pendidikan di negara kita, apakah lebih baik atau kurang baik dibandingkan negara lain. Dalam hal ini penulis mengambil Negara Mesir sebagai komparasi
2.         Bagaimana manajemen pendidikan di Indonesia dan di Mesir?
3.         Bagaimana perbandingan antara pendidikan Indonesia dengan Pendidikan Mesir ? 

1.3    Batasan Masalah

Makalah ini hanya mencakup tentang pembahasan tentang profil Negara Mesir, Indonesia dan juga tentang manajemen pendidikan masing-masing negara serta komparasi sistem pendidikan kedua negara tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah :
1.    Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
2.    Setelah adanya makalah ini diharapakan dapat mengambil langkah yang tepat untuk memajukan pendidikan di negara ini oleh diri sendiri dan semoga oleh semua kalangan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Pendidikan Negara Mesir


Pada tahun 1987, pemerintah mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan Mesir. Oleh sebab itu, diputuskan agar konsep struktur, fungsi dan manajemen pendidikan semua harus dikaji ulang. Masyarakat Mesir harus pandai tulis baca dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu engetahuan dan teknologi, dan menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, diversifikasi, dan relevan dengan kebutuhan masyrakat.
Dalam tahun 1987, kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2.      Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
3.      Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4.      Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5.      Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, memelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.
6.      Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.

Kebijakan kebijakan pendidikan diatas adalah tujuan umum Negara biasanya, sasaran pendidikan bervariasi menurut tingkatan penididikan, daerah, program,   dan inividu. Banyak orang Islam di kampung-kampung yang ingin belajar menulis dan membaca agar mereka dapat mamahami Islam itu dengan lebih baik.Bagi kebanyakan orang,pendidikan dartikan sebagai perolaehan diploma yang akan mampu membawa mereka ke posisi dengan penghasilan yang teratur serta terjamin masa depan,dan sekaligus mendapatkan status sosial dalam masyarakat.

A.    Sistem Pendidikan Mesir


1. Sistem Pendidikan Formal
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel:struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain.Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi  militer msuk ke sekolah militer, dan ada pula genrasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.

Berdasarkan Statistik tahun 1988, hanya 92% anak-anak pada umur tertentu yang masuk sekolah. Hanya 62% anak-anak kelompok kelompok umur sekolah menengah yang masuk ke sekolah menengah (Grades 6-11).Tetapi, dari 92% anak-anak yang masuk sekolah, 3,6% diantaranya masuk jalu Al Azhar

2. Sistem Sekolah Sekuler
                     Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal denga “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 samapai “Grade”5 , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade 6” samai”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984, sehingga nama”Sekolah Persiapan” tidak tepat lagi.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid unya empat pilihan:tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum,memasuki sekolah tekhnik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11.
Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih. Semenjak tahun 1951 sebagaian tamatan sekolah tekhnik dibolehkan melanjutkan ke pendidikan tinggi.Pada level pendidikan tinggi, setruktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan intitusi pendidikan lainnya dengan 16.000 staf pengajar dan 695.736 mahasiswa.

3. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler.Grade 10 dan Grade 11 sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama selama dua tahun.
Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler.Dalam tahun1988, persentase murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6% dari seluruh murid dalam sistem sekuler. Pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur Al-Azhar adalah 14,3% dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur pada tahun 1988 lebih besar jumlah tamatan dari jalur Al-Azhar yang masuk ke pendidikan tinggi dibandingkan dengan tamatan sistem sekolah sekuler. Perlu dicatat bahwa bahwa pendidikan tekhnik pada sistem Al-Azhar

4. Pendidikan Vokasional dan Teknik
   Upaya untuk memperluas pendidikan tujaun (Vokasional) dan pendidikan teknik dimulai tahun 1950 an. Jumlah sekolah vokasional dan teknik meningkat dari 134 (dengan 310.800 siswa) dalam tahun 1952 menjadi 456 buah (dengan siswa 115.600) dalam tahun 1960. Antara 1970 dan 1988 jumlah siswa ada kedua jenis sekolah ini naik dari 275.300 orang menjadi 978.800. ini berarti kenaikan 19% dan 40% ada kedua periode tersebut.
            Dalam tahun 1988, mesir memilki 563 buah sekolah vokasional dan teknik yang berarti 48,7% dari seluruh sekolah yang ada. Jumlah murid pada sekolah-sekolah ini melampai jumlah sekolah menengah umum. Pada sekolah vokasional dan teknik pada tahun 1988 jumlah murid adalah 759.700 orang, sedangkan jumlah murid sekolah menengah umum 564.688 orang. Jumlah murid wanita yang terdaftar pada sekolah vokasional dan tekhnik meningkat cukup tinggi pada tahun 1970.
            Pada tingkat pendidikan tinggi,dalam tahun 1988, terdaat 34 institut tekhnik dengan jumlah mahasiswa 59.400 berdaarkan catatan the national center for educational recarce. Ini sama dengan 7,5% dari total mahasiswa pendidikan tinggi. Jumlah guru sekolah menengah vokasional dan teknik naik dari 130.700 orang ( 14% wanita ) tahun 1970 menjkadi 42.800 orang (26% wanita) tahun 1987 yang berarti 23,6% dan 28,7% dari guru-guru sekolah menengah walaupun jumlah siswa vokasional dan teknik naik cukup besar namun rasio murid-guru bertambah kecil dari 20:1 mejadi 8:1 pada eriode 1970 – 1988. Pada level pendidikan tinggi staf pengajar pada institusi teknik pengaja berjumlah 690  orang dalam tahun 1988, yaitu 4,3% dari seluruh staf pengajar pendidikan tinggi.


5.      Pendidikan Nonformal

Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam asfek itu. Berdasakan hasil sensus 1960 mesir, 70% diatas usia 10 tahun adalah buta hurup. Dalam tahun 1976, mesir mencatat 13,6 juta orang dewasa (diatas 15)  yang buta  hurup atau 61,8% dari total penduduk orang dewasa pada tahun 1986 jumlah itu malah meningkat maenaji 17,2 juta orang, tetapi persentasenya menurun menjadi 49,9%.
Tingkat iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada tahun 1976,77,6% wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan membaca sedangkan pria dewasa hanya 46,4%. Tahun 1986, persentase itu menurun menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.


B.       Manajemen Pendidikan Mesir
        1. Otorita
Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara. Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas pengimplementasiannya. Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan melengkapi serta mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha mendorong sumbangan dana partisipasi masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk menjamin terselenggaranya operasional dengan efisien.
Kementrian endidikan disusun dengan organisasi sebagai di uraikan berukut ini :
a.       Kantor Deputi Mentri. Bagian ini menyupervisi hubungan kebudayaan deng pihak luar, perencanaan pendidikan dan tindaklanjutnya, hubungan masyarakat, statistik, masalah-masalah di rektorat, dan koordinasi tugas-tugas supervisi.
b.      Bagian Perkantoran Mentri. Tugasnya termasuk antara lain penghubung dengan dewan Perwakilan Rakyat, pusat teknik, kantor keamanan, sekertariat umum, dewan-dewan tertinggi negara, dan seksi keseretariatan.
c.       Bagian Pendidikan Dasar. Kantor ini bertugas mengawasi pendidikan dasar persiaan guru dan pendidikan bagi orang dewawsa serta literasi.
d.      Bagian Pendidikan Persiapan dan Pendidikan Menengah. Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kedua sektor serta koordinasi administrasinya.
e.       Bagian Pendidikan Tekhnik. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi pendidikan industri, pendidikan kebudayaan, pendidikan perdagangan, peraltan teknik, dan koordinasi administrasi.
f.       Bagian Pelayana  Pendidikan. Bagian ini bertanggung jawab mengawasi akademi-akademi militer dan pendidikan jasmani, pendidikan sosial, hubungan sosial, ujian, dan koordinasi administrasi.
g.      Bagian Pelayanan Umum. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi metode pendidikan, pendidikan suasta, makanan, soal-soal hukum, dan masalah-masalah kantor.
h.      Bagian Pengembangan Administrasi. Kantor ini mengawai organisasi, pelatihan, dan personalia.
i.        Bagian Administrasi dan Soal-soal Keuangan .
Mentri bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan dewan-dewan yang bwrada di bawah kesertariatan dan sejumlah dewan-dewan lain. Mentri juga memimpin sidang dewan universitas yang bertanggung jawab atas prencanaan dan pembuatan kebijakanm. Struktur organisasi goernorat pada dasarnya mirip dengan struktur organisani di pusat kementrian tetapi hanya lebih sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan dengan jaringan supervisor  dan administrator.
Kementrian Al-azhar bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan pendidikan pada universitas Al-azhar dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah lainnya dala lingkungan Al-azhar.

 2. Pendanaan
                        Peningkatan jumlah guru dan sekolah, perbaikan peralatan dan kenaikan harga (termasuk kenaikan gaji) telah menyebabkan kenaikan belanja pendidikan. Duapuluh tiga (23) juta pound mesir (E) sma dengan UU$77 juta yang diselenggarakan pada tahun 1952 naik menjadi E 126 juta pound (UU$420 juta) tahun 1969. Pada periode yangb sama investasi masyarakat pada pendidikan meningkat dari E2,5 juta pound (UU$8,4 juta) menjadi E33,3 juta found (UU$111,2 juta). Sesuda tahun 1970, alokasi dana untuk pendidikan mulai meningkat dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan alokasi sebelumnya. Dalam tahun 1984, pengeluaran masyarakat untuk pendidikan mencapai E1,186,5 juta pound (UU$1,163 juta). Ini berarti 8,9% dari keseluruhan pengeluaran pemerintah atau sama dengan 4,1% GNP. Pengeluaran pemerintah untuk endidikan pormal dalam tahun 1988 adalah 18,55% dari totsl prngrluaran untuk masyarakat. Gajih mnyerap 80% lebih, sementara pengeluaran lain 20%. Investasi untuk gedung meningkat pada tahun 1980 an dari 7% menjai 13%. Masih saja tidak cukup gedung-gedung sekolah dan apabila seluruh permintan dipenuhi, pemerintah harus menyediakan biaya lebih dari E3 miliar  pound (UU$2,94 miliar). Dalam masa 10 tahun yang akan datang. Dari tahun 1964-1978, pengeluaran untuk pendidikan prauniversitas meningkat 4 kali lipat, sementara pengeluaran untuk pendidikan tinggi meningkat lebih dari 5 kali lipat. Pendidikan tinggi dalam tahun 1970 menggunakan 20,4% dari total pengeluaran pemerintah untuk pendidikan 31,4% tahun 1978. Dari total anggaran kementrian, pendidikan dasar menerima 44% jumlah ini masih perlu ditingkatkan .


  3. Kurikulum  dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, suervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk anitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.


3.      Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi

Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan percontekan dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-kursus privat.

5. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Pendidikan di Mesir bermula dengan pendirian Institut Perguruan dalam tahun 1929. Ini berkembang lambat sampai Universitas Ain Shams menggabungkan institut itu sebagai salah satu fakultasnya pada tahun 1951.Dalam tahun 1955,sebuah badan penelitian dibentuk di kemetrian Pendidikan,dan kemudian pada tahun 1972 diganti dengan usat penelitian Pendidikan Nasional (National center for ducatioan Research, NECR). Selain penelitian-penelitian yang berlangsung pada fakultas-fakultas dan pusat penelitian lain, seperti the National Center For Social Research, the Center for Devloment of Science teaching, dan sjeumlah lembaga lainnya.
Pada tingkat pendidikan tinggi, perubahan kebijakan penelitian telah memengaruhi pengembangan pusat Penelitian Nasional Mesir (NCER) dalam tahun1989. Penelitian lebih ditekankan pada penelitian terapan (applied research), dan penyediaandana lebih bersifat kompetetif berdasarkan reviuw oleh sejawat, dan atas kemampuan mengidentifikasi prioritas nasional.

2.2  Manajemen Pendidikan Indonesia

a.  Sistem Pendidikan di Indonesia

Makna Pendidikan di Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Adapaun Filosofi pendidikan di Indonesia adalah Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Sistem pendidikan di Indonesia disebut dengan sistem pendidikan nasional yang mempunyai arti keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional terbagi menjadi tiga (3) bagian;
1.  Kelembagaan yang terdiri dari jenjang pendidikan dan jalur pendidikan.
2.  Jenis Pendidikan yang terdiri dari Umum, kejuruan, vokasional, dan lain-lain.
3. Kurikulum. Sesuai dengan UU yang telah ditetapkan pendidikan Indonesia sekarang memakai kurikulum KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

     b. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
a)      Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
b)      Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

c)      Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

d)     Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

c. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
a)      Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b)      Pendidikan nonformal
Pendidikan ini paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.]

c)      Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
d. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
a)      Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah ke Atas (SMA).
b)      Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
c)       Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program Sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
d)     Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang Profesional
e)      Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
f)       Pendidikan keagamaan
Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
g)      Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan

e.  Kurikulum Di Indonesia
Kurikulum yang dipakai sekarang adalah KTSP (Kurikulum Tingkat satuan pendidikan) adapaun maknanya adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Walaupun penyusunan kurikulum sudah diberikan sepenuhnya kepada pihak sekolah disini masih harus memperhatikan hal-hal yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a.    peningkatan iman dan taqwa
b.    peningkatan ahlaq mulia
c.    peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peerta didik
d.   keragaman potensi daerah dan lingkungan.
e.    tuntutan pembangunan daerah dan nasional dan dunia kerja
f.     perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
g.    agama
h.    dinamika perkembangan global
i.      persatuan nasional dan  nilai-nilai kebangsaan.
2.3 Tabel Perbandingan Manajemen Pendidikan Indonesia Dengan Mesir.
Berikut ini adalah tabel perbandingan pendidikan di Indonesia dengan Mesir
No
Aspek yang dibandingkan
Indonesia
Mesir




1
Masa Belajar
1.      SD
2.      SMP
3.      SMA
6 tahun (kelas 1-6)
3 tahun (kelas 7-9)
2   tahun (kelas 10-12)
5 tahun (grade 1-5)
3 tahun (grade 6-8)
3    tahun (grade 9-11)
2
Tahun Akademik
Juli sampai dengan Juni
September sampai Agustus
3
Pembiayaan pendidikan
Sekolah Negeri dibiayai oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
4
Waktu Belajar
· Pada Umumnya
Hari senin – Sabtu
· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
· Pada Umumnya
Hari Sabtu – Kamis
Hari Jumat, sabtu libur
· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
5
Kurikullum Mata Pelajaran
· Pendidikan Agama
· Pendidikan Kewarganegaraan
· Bahasa Indonesia
· Matematika
· Ilmu Pengetahuan Alam
· Ilmu Pengetahuan Sosial
· Seni Budaya dan Keterampilan
· Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
· Muatan Lokal
Dari grade 1- grade 3
· Bahasa arab
· Matematika
· Seni
· Olah raga
· Al-Quran
· Agama
· Khot
· Imla’
· Insya
Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya ditambah
· Biologi
· Sejarah
· Bahasa Inggris
6
Evaluasi
· Ujian Nasional
· Ujian naik kelas berdasarkan nilai harian, sikap, ujian semester
· Soal UN pilihan ganda
· Ujian per Grade
· Ujian kenaikan dari grade 1 sampai grade 3 ditentukan oleh sekolah
Mulai dari grade 4, soal ujian dari pusat
· Soal UN Essay
7
Konsekuensi UN
· Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket A.
· Jika siswa tidak lulus pada Ujian mereka harus mengulang pelajaran pada grade yang mereka belum lulus.
8
Tujuan Pendidikan

· Tertuang dalam bentuk TIU yang terdapat dalam silabus dari BSNP dan untuk TIK dapat dikembangkan oleh Guru.
· Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.
· Memberikan masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar, dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan bahasa).
· Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting tentang kesehatan, gizi, lingkungan, dan isu-isu pembangunan yang terkait.
· Menyiapkan dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan dipindahtangankan, termasuk kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
9
Program pemerintah
· Bebas buta aksara
· Buta aksara pada perempuan cukup banyak
10
Ekstra kurikuler
· Pramuka
· Tidak ada


BAB III
PENUTUP


3.1   Kesimpulan

          Dalam beberapa hal, pendidikan di Negara Mesir dan Indonesia memiliki persamaan, sebagai misal system pendidikan umum dikembangkan mulai dari tingkat taman kanak-kanak (usia 4-5 th), sekoloah dasar (6-11 th), sekolah persiapan setingkat SMP (12-14 th, sekolah lanjutan setingkat SMA (usia 15-17 th), dan perguruan tinggi. Pada pendidikan pada tingkat dasar, Negara Mesir juga memberlakukan wajib belajar 9 tahun dan bahkan dibeberapa sekolah yang dikelola pemerintah bebas biaya pendidikan. Kebijakan ini diberikan untuk membuka kesempatan pendidikan bagi semua anak usia sekolah bagi keluarga miskin.

3.2  Saran

Dari uraian di atas, kita dapat menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan. Untuk itu, kita harus tetap terus semangat dan berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negara tercinta kita, INDONESIA.



DAFTAR PUSTAKA


http://www.arabiancampus.com/studyinegypt/edusys.htm, di akses pada tanggal 28 Mei 2010
http://www.skoool.com.eg/default.aspx?tabid=84, di akses pada tanggal 28 Mei 2010
http://en.wikipedia.org/wiki/Education_Index, di akses pada tanggal 28 Mei 2010
Harry King dalam Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2000
Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir.Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep dan Isu.UPI Bandung, 2000
I.G.A.K. Wardani. Pemantapan Kemampuan Mengajar.Jakarta : Depdikbud, 1998
Ivor.K.Davies. Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV. Rajawali, 1991
Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan .Jakarta:PT. Grafindo Persada. 1998
Keith Davis. Human Behaviour at Work Organijational Behaviour 9Six th Education). Newyork Mc. Grew-bil Graw-Hil, Inc
Kartini Kartono.Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1998
Levinson dalam Cascio, 1992
Lierberman. Education as a Profesion.New Jersey : Prentice Hall. . 1987
Mondy dan Noe, HumanResource Management, Massachusetts : Allyn & Bacon. , 1991
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. , 2000
Milton R. Charles.. Human Behaviour in Organizatiaons, three levels of Behaviour New Jersey, Prentice Inc. 1981
M. Riva’i.. Aneka Kapita Pendidikan dan Keguruan. IKIP Bandung. 1982
Mohamad Miftah Thoha,.Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999